GEOSTRATEGI INDONESIA
( KONSEP ASTRAGATRA )
TUGAS MATA KULIAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Kelas
PKN 07
Kelompok 8a
Oleh:
1.
(131810301056) Nursiah
2.
(131810301057) Lilis
Indah Rahmawati
3.
(131810301058) Moh.
Ihsan Fadli
4.
(131810301059) Diana
Rolis
BS. MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami (penulis) yang mempu menyelesaikan makalah
Kewarganergaraan dengan judul “Geostrategi Indonesia (Konsep Astragatra).
Makalah
sederhana ini pada dasarnya disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan sekaligus diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
dalam berperilaku di kehidupan sehari-hari.
Sebagai
manusia kita tidak pernah lepas dari yang namanya kekurangan, seperti pepatah
mengatakan “Tidak ada gading yang tak retak”. Maka dari itu kami mengharapkan
saran dari pembaca untuk laporan penelitian ini kedepannya agar menjadi lebih
baik.
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ............................................................................................ i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii
BAB I. Pendahuluan ................................................................................... 1
1.1 Latar
Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah ..................................................................... 2
1.3 Tujuan
....................................................................................... 2
BAB II. Hasil dan Pembahasan .................................................................. 3
2.1 Pengertian .................................................................................. 3
2.2 Sejarah ....................................................................................... 3
2.3 Konsep Trigatra ......................................................................... 6
2.4 Konsep Pancagatra .................................................................... 7
BAB III. Kesimpulana ................................................................................ 12
Daftar Pustaka ............................................................................................ 13
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia
sebagai makhluk Tuhan yang dikaruniai kemampuan berfikir, berbahasa, berakal
dan lain-lain akan selalu berusaha mempertahankan eksistensi dan kelangsungan
hidupnya. Untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa diperlukan suatu
konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara
serasi dalam semua aspek kehidupan Nasional. Keberhasilan Pembangunan Nasional
akan meningkatkan Ketahanan Nasional dan sebaliknya Ketahanan Nasional yang
tangguh akan mendorong Pembangunan Nasional dalam segala aspek kehidupan
Nasional guna mencapai tujuan Nasional.
Geostrategi merupakan masalah penting bagi setiap bangsa, baik pada
masa lampau, masa kini, maupun masa mendatang. Geostrategi menjadi sangat penting karena setiap bangsa
membutuhkan strategi
dalam memanfaatkan wilayah negara sebagai ruang hidup nasional. Semua ini dalam
rangka menentukan kebijakan, sarana, dan sasaran perwujudan kepentingan, serta
tujuan nasional melalui pembangunan. Dengan demikian, suatu bangsa akan tetap
eksis dalam arti ideologis, politis, ekonomis, sosial budaya, dan hankam.
Pembukaan UUD 1945
memberikan amanat kepada para penyelenggara negara agar hidup berbangsa dan bernegara dalam lingkup nasional diarahkan untuk
mewujudkan upaya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Selain itu, untuk
memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
Geostrategi Indonesia pada dasarnya adalah
strategi nasional bangsa Indonesia dalam memanfaatkan wilayah negara Republik Indonesia sebagai
ruang hidup nasional untuk merancang arahan tentang kebijakan,
sarana, serta sasaran pembangunan untuk mencapai
kepentingan dan tujuan nasional tersebut. Geostrataegi Indonesia dirumuskan
dalam wujud Konsepsi "Ketahanan Nasional".
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian Geostrategi Indonesia
dalam konsep astagatra?
2.
Bagaimana hubungan manusia dengan alam
sekitarnya dalam mempertahankan Kesatuan Nasional?
3.
Faktor-faktor apasajakah yang
mempengaruhi Geostrategi dalam ketahanan nasional?
4.
Bagaimana sifat dan hakekat Ketahanan
Nasional dalam konsep astagatra?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui pengertian Geostrategi
Indonesia dalam konsep astagatra.
2.
Mengetahui hubungan manusia dengan alam
sekitarnya dalam mempertahankan Kesatuan Nasional.
3.
Mengetahui Faktor-faktor yang
mempengaruhi Geostrategi dalam ketahanan nasional
4.
Mengetahui sifat dan hakekat Ketahanan
Nasional dalam konsep astagatra.
BAB
II
HASIL
DAN PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Istilah "strategi"
berasal dari bahasa Yunani, yaitu stratêgos dan stratos (tentara)
serta agein (menjalankan). Walaupun strategi sendiri lahir dari kancah
peperangan, tatapi pada masa sekarang strategi bukan hanya kiat atau cara
berperang malainkan setiap kegiatan yang berkisar pada suatu tujuan dan
cara/jalan pencapaiannya atau, lebih sederhana lagi, setiap usaha yang membidik
sebuah sasaran.
Geostrategi
merupakan suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan di dalam upaya
mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.Geostrategi merupakan
masalah penting bagi setiap bangsa, baik pada masa lampau, kini, maupun
mendatang. Geostrategi menjadi sangat penting karena setiap bangsa yang telah
menegara membutuhkan strategi dalam memanfaatkan wilayah Negara sebagai ruang
hidup nasional untuk menentukan kebijakan, sarana, dan sasaran perwujudan kepentingan
dan tujuan nasional melalui pembangunan sehingga bangsa itu tetap eksis dalam
arti ideologis, politis, ekonomis, social budaya, dan hankam. Geostrategi
Indonesia merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi Negara
Indonesia utuk menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana untuk mencapai
tujuan nasional bangsa Indonesia. Geostrategic Indonesia memberi arahan
tentang bagaimana merancang strategi
pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan sejahtera.
Oleh karena itu, geostrategi Indonesia bukanlah merupakan geopolitik untuk
kepentingan perang, tetapi untuk kepentingan kesejahteraan dan
keamanan(Herdiawanto dan Hamdayama,2010).
2.2 Sejarah
Perkembangannya
geostrategi Indonesia dibagi menjadi empat periode yaitu yang pertama tahun
1962-an geopolitik indonesia disebut SESKOAD. Hal ini ditujukan terhadap adanya
kekhawatiran mengenai komunis, yang kedua Tahun 1965 Lembaga Ketahanan Nasional
(Lemhanas) menyatakan bahwa geostrategi Indonesia harus berupa sebuah konsep
strategi untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, pengembangan kekuatan nasional untuk
menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik
bersifat internal maupun eksternal. Yang ketiga Tahun 1972 juga dikenal dengan
istilah Lemhanas tetapi dengan pendekatan keamanan dan kesejahteraan guna
menjaga identitas kelangsungan serta integritas nasional sehingga dan tujuan
nasional dapat tercapai. Yang ke empat Tahun 1978 disebutkan bahwa geostrategi
Indonesia ditegaskan wujudnya dalam bentuk rumusan ketahanan nasional sebagai
kondisi, metode, dan doktrin dalam pembangunan nasional.
Menurut Sunarso dan Kus Edi Sartono,
unsur-unsur ketahanan nasional meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.
Ketangguhan
Ketangguhan merupakan sebuah
kekuatan yang membuat seseorang dapat bertahan, kuat menderita, atau dapat
menanggulangi beban yang dipikulnya.
b.
Keuletan
Merupakan usaha secara giat dengan
kemampuan yang keras dalam menggunakan kemampuan tersebut di atas untuk mencapai
tujuan.
c.
Identitas
Yaitu ciri khas suatu bangsa atau
Negara dilihat secara keseluruhan (holistik).Negara dilihat dalam pengertian
sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah, dengan
penduduk, sejarah, pemerintahan dan tujuan nasional serta dengan peran
internasional.
d.
Integritas
Merupakan kesatuan menyeluruh dalam
kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik yang
bersifat potensial maupun fungsional.
e.
Ancaman
Usaha yang bersifat merubah atau
merombak kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan secara konseptual, criminal dan
politis.
f.
Tantangan
Yaitu hal atau usaha yang bersifat
menggugah kemampuan.Biasanya ini terjadi karena sesuatu kondisi yang memaksa
sehingga menyebabkan seseorang atau kelompok orang merasa harus berbuat sesuatu
untuk menghadapi keadaan yang disebabkannya.
g.
Hambatan
Adalah hal atau usaha dari diri
sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak
konsepsional.
h.
Gangguan
Adalah hal
atau usaha yang berasal dari luar, bersifat dan bertujuan melemahkan dan atau
menghalangi secara tidak konsepsional.
Unsur-unsur
kekuatan nasional di Indonesia diistilahakan dengan gatra dalam ketahanan
nasional Indonesia. Sedangkan unsur-unsur kekuatan nasional Indonesia dikenal
dengan nama Astagatra yang terdiri atas Trigatra dan Pancagatra.
1) Trigatra adalah aspek alamiah yang terdiri atas geografi,
sumbar daya alam, dan penduduk.
2) Pancagatra adalah aspek sosial yang terdiri atas ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Unsur-unsur tersebut merupakan
perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung
diatas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai
dengan menggunakan kemampuannya(Herdiawanto dan Hamdayama,2010).
2.3 Konsep Trigatra
a.
Gatra Geografi
Sebagai Negara Kepulauan dengan laut pedalaman yang
luas.Secara Geografis berada pada posisi silang.Berperan dalam persoalan global
positif maupunnegatif. Topografi:
·
Banyak
pulau
·
Perbandingan
luas wilayah darat:laut=2:3
·
Perbatasan
dengan banyak negara
b. Gatra Sumber Daya Alam
Menurut
Jenisnya:Hewani, Nabati, Mineral, Tanah, Udara, Potensi ruang angkasa, Energi
alami air dan lautanMenurut Sifatnya:Dapat diperbarui, tidak dapat diperbarui,
dan tetap.
c. Gatra
Kependudukan
Komposisi penduduk
· Jumlah penduduk berubah-ubah dan
terus bertambah.
· Susunan penduduk, pendekatan umur,
kelamin, agama, suku, tingkat pendidikan yang berbeda-beda dan diperlukan
untuk memperkuat kondisi ketahanan nasional.
Persebaran
· Persebaran tidak merata, banyak di
Pulau Jawa, Sumatera, dan Bali
Kualitas
· Faktor fisik: kesehatan, gizi, dan
kebugaran
· Faktor nonfisik: mentalitas dan
intelektualitas
2.4 Konsep Pancagatra
a. Gatra Ideologi
Ketahanan
Ideologi adalah sikap mental bangsa Indonesia akan kebenaran ideologi
Pancasila.
Fungsi:
· Menggalang persatuan dan kesatuan
nasional
· Menangkal penetrasi ideologi asing
· Menagkal nilai yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa
Faktor-faktor:
· Kemajemukan masyarakat Indonesia
· Perkembangan dunia
· Kepemimpinan, keteladanan,
paternalistic
· Pembangunan nasional berhasil atau
gagal
b.
Gatra Politik
Ketahanan
politik adalah kehidupan politik bangsa berdasarkan demokrasi pancasila dan UUD
1945 dengan slogan “Pelihara stabilitas politik dalam negeri yang sehat dan
dinamis, luar negeri bebas dan aktif”.
c. Gatra Ekonomi
Ketahanan Ekonomi adalah kondisi kehidupan perekonomian
bangsa Indonesia berlandaskandemokrasi ekonomi Pancasila. Kemampuan memelihara
stabilitas ekonomi nasional,kemandirian, daya saing. Mewujudkan kemakmuran
rakyat, adil, dan merata.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
· Sifat keterbukaan sistem
perekonomian
· Manajemen
· SDM
· Pengelolaan Sumber dana
· Infrastruktur sarana dan prasarana
· Teknologi
d.
Gatra
Sosial Budaya
Ketahanan
Sosial Budaya adalah kondisi bangsa yang dijiwai kepribadian nasional pancasila.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
· Kebudayaan daerah
· Kebudayaan nasional
· Integritas nasional
· Kehidupan beragama
· Pendidikan
Pembinaan Ketahanan Sosbud:
· Pengembangan sosial budaya
· Toleransi kehidupan beragama
· Perkembangan IPTEK
e.
Gatra
Pertahanan dan Keamanan
Konsepsi
hankam:
· Mengelola potensi nasional untuk
mempertahankan dan mengamankan negara denganTNI dan Polri sebagai komponen
utama.
· Tanmas Hankam adalah kondisi daya
tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran belanegara.
· Pandangan Bangsa Indonesia tentang
perang dan damai.
· Bela negara merupakan hak dan
kewajiban warga negara.
· Sishankamrata (sistem keamanan
rakyat semesta.
Adapun
hal-hal yang harus dilakukan oleh Negara Indonesia dalam menciptakan sebuah
perdamaian Negara adalah:
1)
Menghargai Keberagaman
Indonesia yang terdiri dari berbagai
unsur dan bermacam-macam kelompok, hanya akan terpelihara eksistensinya,
apabila ada kerelaan untuk saling menerima keberagaman dari setiap komponen
bangsa terhadap komponen atau kelompok lainnya. Setiap warga negara mesti
menyadari, tidak mungkin kedamaian dibangun secara hakiki, apabila suatu
kelompok agama tertentu menganggap dirinya adalah kelompok agama yang lebih
istimewa dibandingkan dengan yang lainnya.Salah satu potensi besar dalam
menyumbang terhadap perdamaian adalah dengan kembali kepada ajaran-ajaran pokok
setiap agama, karena mayoritas sangat besar dari bangsa Indonesia adalah umat
beragama.Agama melalui para pemeluknya harus belajar meninggalkan sikap
memutlakkan ajaran agama (absolutisme agama) sendiri sebagai satu-satunya
kebenaran yang ada di dunia, dan sebaliknya dapat berbagi ruang hidup secara
lapang dada dengan menerima keanekaragaman agama-agama (pluralisme agama) di
Indonesia.
2)
Dialog Perdamaian
Dalam dialog perdamaian ini, sekali lagi
harapan dibebankan kepada para pemeluk-pemeluk agama. Hal ini didasarkan oleh
kenyataan, bahwa sudah begitu banyak kekejaman dan kekerasan yang dilakukan
oleh manusia terhadap manusia lainnya di seluruh dunia, termasuk di Indonesia,
justru dengan justifikasi yang berasal atas ajaran agama-agama tertentu.Apalagi
agamalah tampaknya yang paling sering menjadi alat politik untuk membenarkan
kelompok sendiri, serta menyalahkan kelompok lainnya.Padahal, setiap orang
beragama umumnya sepakat, bahwa pesan inti agama adalah memelihara kehidupan
damai serta saling mengasihi antar sesama manusia.Apabila yang terjadi adalah
sebaliknya dari pesan-pesan pokok setiap agama, tentulah telah terjadi kesalah
pahaman antar pemeluk agama. Untuk itulah dialog perdamaian antar agama perlu
dilakukan secara terus-menerus. Momentum dialog antar agama mulai dirasakan
keperluannya dan kemungkinan-kemungkinan keberhasilannya di zaman modern ini,
setelah para uskup agama Katolik seluruh dunia menyelenggarakan Konsili Vatikan
II, tahun 1964. Pada waktu itu antara lain dibahas agar soal umat Katolik
menjalin dialog dengan pemeluk agama dan berbagai kebudayaan lain yang ada di
dunia ini. Inisiatif dialog ini kemudian disambut dengan baik oleh kalangan
Islam. Dewasa ini sudah cukup banyak organisasi dan forum-forum dialog
agama-agama internasional, tidak hanya antara Islam dan Kristen, melainkan juga
antara Kristen dengan Yahudi, Kristen dengan Hindu, juga yang bersifat
multilateral antara berbagai agama. Hal ini kalau dilakukan secara
terus-menerus dengan semangat saling menghargai serta sikap yang dilandasi
ketulusan dan kejujuran, diharapkan besar kemungkinan akan memberikan sumbangan
berarti bagi Perdamaian.
3)
Menegakkan Kebenaran dan Keadilan
Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam
proses awal menciptakan perdamaian yang hakiki adalah dengan upaya melakukan
upaya pengungkapan penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran HAM yang terjadi di
masa lalu. Tidak akan mungkin tercipta perdamaian yang hakiki dengan tindakan
menutup-nutupi atau menyembunyikan berbagai tindakan kekerasan terhadap HAM di
masa lalu, dan melepaskan para pelaku penyalahgunaan kekuasaan politik atas
nama Negara terhadap masyarakat yang lemah yang seharusnya dilindungi oleh
negara.
4) Melalui Pendekatan Cultural (Budaya)
Untuk mewujudkan perdamaian kita harus
mengetahui budaya tiap-tiap masyarakat ataupun sebuah Negara. Jika tidak, maka
akan percuma saja segala upaya kita. Dengan mengetahui budaya tiap-tiap
masyarakat atau sebuah Negara maka kita bisa memahami karakteristik dari
masyarakat atau Negara tersebut.Atas dasar budaya dan karakteristik masyarakat
atau suatu Negara, kita bisa mengambil langkah-langkah yang tepat dan efektif
dalam mewujudkan perdamaian disana. Dan pendekatan budaya ini merupakan cara
yang paling efektif dalam mewujudkan perdamaian di masyarakat Indonesia serta
dunia.
5) Melalui Pendekatan Sosial dan Ekonomi
Dalam hal ini pendekatan sosial dan ekonomi
yang terkait masalah kesejahteraan dan faktor-faktor sosial di masyarakat yang
turut berpengaruh terhadap upaya perwujudan perdamaian dunia.Ketika
masyarakatnya kurang sejahtera tentu saja lebih rawan konflik dan kekerasan di
dalamnya. Masyarakat atau Negara yang kurang sejahtera biasanya akan “cuek”
atas isu dan seruan perdamaian. “Boro-boro mikirin perdamaian dunia, buat makan
untuk hidup sehari-hari saja susahnya minta ampun”, begitu fikir mereka yang
kurang sejahtera.Maka untuk mendukung upaya perwujudan perdamaian dunia yang
harus dilakukan terlebih dahulu adalah meningkatkan pemerataan kesejahteraan
seluruh masyarakat dan Negara di dunia ini.
6) Melalui Pendekatan Politik
Melalui pendekatan budaya dan sosial ekonomi
saja belum cukup efektif untuk mewujudkan perdamaian dunia.Perlu adanya campur
tangan politik, dalam artian ada agenda politik yang menekankan dan menyerukan
terwujudnya perdamaian dunia.Terlebih lagi bagi Negara-negara maju dan adidaya
yang memiliki power atau pengaruh dimata dunia.Negara-negara maju pada
saat-saat tertentu harus berani menggunakan power-nya untuk “melakukan sedikit
penekanan” pada Negara-negara yang saling berkonflik agar bersedia berdamai
kembali.Bukan justru membuat situasi semakin panas, dengan niatan agar
persenjataan mereka terus dibeli.
7) Melalui Pendekatan Religius (Agama)
Pada hakikatnya seluruh umat beragama di dunia
ini pasti menginginkan adanya perdamaian.Sebab tidak ada agama yang mengajarkan
kejahatan, kekerasan ataupun peperangan.Semua Negara mengajarkan kebaikan, yang
diantaranaya kepedulian dan perdamaian.Maka dari itu setiap kita yang mengaku
beragama dan ber-Tuhan tentu harus memiliki kepedulian dalam turut serta
mewujudkan perdamaian di masyarakat maupun di kancah dunia. Para tokoh agama
yang dianggap memiliki kharisma dan pengaruh besar di masyarakat harus ikut serta
aktif menyerukan perdamaian
BAB III
KESIMPULAN
Mencapai
ketahanan nasional menurut Indonesia diperlukan beberapa gatra delapan, yaitu:
1) Gatra Penduduk
2) Gatra Sumber Daya Alam
3) Gatra Wilayah
4) Gatra Ideologi
5) Gatra Politik
6) Gatra Ekonomi
7) Gatra Sosial Budaya
8) Gatra Pertahanan Keamanan
Delapan Gatra tersebut kita juga bisa
mengetahui seberapa kuat ketahanan yang dimiliki Negara kita, dan kita bisa
menilai serta membandingkan ketahanan Negara kita dengan Negara lain.
Adanya ketahanan nasional di Negara kita, maka
perdamaianpun akan mudah diciptakan dalam lingkup hidup bermasyarakat dalam
satu Negara. Selama masyarakat kita bersifat terbuka dan bisa menerima
perbedaan agama maupun budaya.
Dasarnya pencipta perdamaian adalah tokoh yang
mengatasi kekerasan dan konflik yang dihadapi melalui kepemimpinan dan visi untuk mencapai perdamaian.
DAFTAR
PUSTAKA
Herdiawanto, Heri dan Hamdayama,
Jumanta.2010.Cerdas, Kritis, dan Aktif
Berwarganegara.Jakarta:Erlangga.
Satriya, Bambang. 2009. Paradigma
Baru Pendidikan Kewarganegaraan di Perguuan Tinggi.Nirmana Media: Jakarta