Kamis, 22 Mei 2014

PENENTUAN HAMBATAN LISTRIK DENGAN HUKUM OHM


PENENTUAN HAMBATAN LISTRIK DENGAN HUKUM OHM
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR


Oleh Kelompok E1.4
1.   M. Zulfikar A.                               (131810301029)
2.   Lilis Indah Rahmawati                  (131810301057)
3.   Moh. Ihsan Fadli                           (131810301058)







LABORATORIUM FISIKA DASAR
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER

2013

BAB 1. PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Hukum ohm merupakan rapat arus sebanding dengan kuat medan listrik E. Fenomena listrik yang paling penting dipandang dari segi pemakaian. Pemakaian praktisnya adalah gerakan muatan listrik melalui zat dan hasil membangkitkan arus listrik. Unit SI untuk arus listrik adalah ampere. Himpunan konduktor-konduktor dan sumber-sumber medan listrik yang melalui zat-zat medan listrik yang diperlukan untuk menjaga agar muatan-muatan bergerak melaluinya membentuk suatu rangkaian listrik.
Sebuah rangkaian listrik dapat terjadi jika sebuah penghantar dapat dialiri dengan elektron bebas secara terus menerus. Apabila suatu penghantar diberikan potensial yang berbeda diantara kedua ujungnya maka dalam penghantar itu akan timbul arus listrik. Nilai hambatan dalam rangkaian dapat dilakukan dengan cara menyusun rangkaian listrik tersebut, selanjutnya dengan menaikkan tegangan dari tegangan minimum sampai ketegangan maksimum secara bertahap, kemudian catat perubahan yang terjadi pada voltmeter dan amperemeter.
Hukum ohm dalam banyak pemakaian arus listrik yamg mengalir mempunyai harga konstan. Pada waktu bergerak didalam logam. Pembawa muatan tidak bergerak pada satu garis lurus, tetapi selalu bertumbukan dengan atom logam. Tumbukan terjadi perpindahan energi, karena makin cepat gerak pembawa muatan makin banyak pula tumbukan yang dialami tiap satuan waktu. Secara rata-rata pembawa muatan akan terus kehilangan energy, akibat tumbukan ini pembawa muatan bergerak dengan kecepatan rata-rata tetap dan logam menjadi panas.



1.2    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam praktikum penentuan hambatan listrik dengan hukum ohm adalah:
1.      Bagaimana perbandingan besarnya energi kalor yang disipasikan oleh hambatan dalam setiap pengukuran yang berbeda?
2.      Bagaimana pengaruh nilai hambatan pengganti yang sama pada praktikum?
3.      Bagaimana besar perbandingan dari ralat hambatan pada rangkaian seri dan rangkaian paralel?

1.3    Tujuan
Tujuan dalam praktikum penentuan hambatan listrik dengan hukum ohm adalah:
1.      Untuk mengetahui perbandingan besarnya energi kalor yang disipasikan oleh hambatan dalam setiap pengukuran yang berbeda.
2.      Untuk mengetahui pengaruh nilai hambatan pengganti yang sama pada praktikum.
3.      Untuk mengetahui besar perbandingan dari ralat hambatan pada rangkaian seri dan rangkaian paralel.

1.4    Manfaat
Manfaat yang dapat diambil pada praktikum penentuan hambatan listrik dengan hukum ohm dalam kehidupan sehari-hari adalah menentukan suatu hambatan beban listrik, penggunaan alat-alat listrik seperti lampu, TV, kulkas dan sebagainya harus disesuaikan dengan tegangan, kegunaan lampu redup yaitu bila alat listrik diberi tegangan yang lebih kecil dari tegangan yang seharusnya, arus akan mengecil sehingga alat itu tidak bekerja normal.



BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


            Hukum ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Hukum ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan dan tahanan berhubungan(Rusdianto,1999).
            Kesebandingan antara arus dengan beda potensial pada penghantar tersebut dapat diubah menjadi persamaan dengan memberikan konstanta kesebandingan yang disebut konduktansi. Kebalikan konduktansi disebut resistansi ( R ), satuannya ohm (W)(Lesmono,2012).
            Fungsi dari hukum ohm yaitu untuk mengetahui hukum antara tegangan dan kuat arus serta dapat digunakan untuk menentukan suatu hambatan beban listrik tanpa menggunakan ohmmeter. Hambatan listrik dipengaruhi oleh tiga factor, yaitu panjang, luas, dan jenis bahan(Alonso,1979).
Rangkaian listrik banyak menggunakan resistor, yaitu suatu komponen yang dibuat agar mempunyai harga resistansi antara logam dan isolator disebut semi konduktor. Dalam semi konduktor jumlah elektron bebas bergantung pada besar temperatur. Jika temperatur atau suhu makin tinggi maka makin banyak pula elektron bebasnya, sedangkan temperatur rendah maka makin sedikit electron bebasnya(Sutrisno,1983).
Resistor merupakan elemen pasif paling sederhana. Resistror adalah komponen elektronika dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diatara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya(Alonso.1979).


Resistansi atau hambatan suatu material bergantung pada panjang, luas penampang lintang, tipe material dan temperatur. Untuk material-material yang memenuhi hukum ohm resistansi tidak bergantung pada arus, yaitu perbandingan tidak bergantung pada I. Material seperti ini, seperti pada kebanyakan logam, disebut material ohmmik(Alonso,1979).
Suatu penghantar bila diberikan potensial yang berbeda diantara kedua ujungnya, maka dalam penghantar itu akan timbul arus listrik. Besarnya kuat arus yang melewati penghantar ini tergantung pada besar kuat medan listriknya (E). Sedangkan sifat hantaran bahan dinyatakan dengan hambatan jenis(r). Kedua medan listrik diberikan kepada sebuah dielektrik, akan terjadi polarisasi terhadap dielektrik tersebut(Giancoli,2011).
Muatan bebas ketika ditunjukkan pada sebuah benda seperti electron-elektron dalam suatu logam, yang gerakannya merintangi interaksinya terhadap ion-ion positif sehingga membentuk lattice Kristal logam. Elektron bebas bergerak dalam suatu medan listrik, gerakan tersebut seringkali disebarkan oleh medan. Ketika tidak terdapatmedan listrik eksternal, electron tersebut bergerak kesegala arah dan tidak ada transportasi muatan netto atau arus listrik. Tetapi jika digunakan medan listrik eksternal, terjadi aliran gerakan dari gerakan-gerakan electron sembarang sehingga terjadi arus listrik(Priyambodo,2008).
Hukum ohm dapat pula diterapkan dalam rangkaian tahanan seri, yang dimaksud rangkaian tahanan seri adalah tahanan dihubungkan ujung tahanan yang ada pada rangkaian keujung atau dalam suatu rantai. Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri dengan tahanan lebih dari satu, diperlukan jumlah total nilai tahan tersebut. Hal ini dapat dimengerti karena setiap tahanan yang ada pada rangkaian seri akan memberikan hambatan bagi arus untuk mengalir (Rusdianto,1999).

Amperemeter digunakan untuk mengukur besarnya suatu kuat arus listrik dalam suatu rangkaian tertutup. Voltmeter digunakan untuk mengukur besar tegangan dalam sebuah rangkaian tertutup. Amperemeter dalam sebuah rangkaian tertutup terhubung secara seri berderet dengan elemen listrik yang akan diukur kuat arus listriknya. Sedangkan pada voltmeter, ujung kutub negativ dihubungkan keterminal negatif voltmeter(Giancoli,2001).























BAB 3. METODE PERCOBAAN


3.1    Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum penentuan hambatan listrik dengan hukum ohm ini, yaitu:
1.      Catu daya DC berfungsi sebagai konduktor arus listrik.
2.      Voltmeter DC berfungsi sebagai pengukur beda potensial dalam rangkaian listrik.
3.      Amperemeter DCberfungsi sebagai pengukur arus listrik pada rangkaian.
4.      R 100 W/5W, 100 W/5W berfungsi sebagai bahan yang akan diukur.
5.      Connector berfungsi sebagai penghubung rangkaian dengan arus listrik.
6.      Kabel-kabel berfungsi sebagai penghantar arus listrik.
7.      Stopwatch berfungsi sebagai alat pengukur waktu.

3.2    Desain Percobaan
Adapun desain percobaan yang digunakan dalam praktikum penentuan hambatan listrik dengan hukum ohm adalah:

Gambar 3.1 Rangkaian Listrik
(Sumber: Petunjuk Praktikum Fisika Dasar).

Gambar 3.2 Rangkaian Seri
(Sumber: Petunjuk Praktikum Fisika Dasar).

Gambar 3.3 Rangkaian Paralel
(Sumber: Petunjuk Praktikum Fisika Dasar).

3.3    Langkah Kerja
Adapun langkah kerja yang ditempuh untuk menyelesaikan praktikum penentuan hambatan listrik dengan hukum ohm yaitu:
3.3.1    Menduga Nilai Hambatan dalam Rangkaian Seri
1.      Rangkaian listrik disususn seperti gambar (3.1)
2.      Tegangan dinaikkan dari tegangan minimum sampai dengan tegangan maksimum secara bertahap pada sumber tegangan untuk mengatur besar arus yang diluar.
3.      Besar tegangan dicatat dan arus pada voltmeter dan amperemeter dicatat setiap terjadi perubahan,sehingga didapatkan minimal 5 pasang data tegangan dan arusnya (Diusahakan menimbulkan interval waktu pengamatan untuk memenuhi asumsi bahwa nilai hambatan yang diukur adalah konstan).
4.      Percobaan diulangi seperti diatas untuk gambar (3.2b), dengan memakai hambatan yang sama.
3.3.2   Menduga Besar Panas Disipasi pada Hambatan Berangkaian Seri
1.    Rangkaian listrik disusun seperti gambar (3.2b).
2.    Tegangan listrik pada sumber tegangan berada pada posisi maksimum.
3.    Nilai tegangan (V) dan arus (I) pad voltmeter dan amperemeter dicatat setiap interval 3 menit , sehingga didapat 3 pasang data pengamatan.
3.3.3   Menduga Nilai Hambatan dalam Rangkaian Paralel
1.    Rangkaian listrik disusun disusun seperti gambar (3.3a) dengan tetap memakai hambatan yang sama seperti pada percbaan 3.3.1.
2.    Prosedur (2) dan (3) diulangi seperti pada percobaan 3.3.1.
3.    Percobaan pada gambar (3.3b) diulangi dengan tetap memakai hambatan yang sama, hanya mengubah posisi voltmeter dan amperemeter.
3.3.4   Menduga Bebas Panas Disipasi pada Hambatan Berangkaian Paralel
1.    Rangkaian listrik disusun seperti gambar (3.2b).
2.    Selanjutnya prosedur dilakukan seperti pada percobaan 3.3.2.

3.4    Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam praktikum penentuan hambatan listrik dengan hukum ohm adalah:
Menghitung kuat arus pada rangkaian
I = V
      R
V = I.R
R = V
            I
DI = 2
             n – 1
DV = 2
              n – 1
DR = 2
              n – 1
I = DR x 100 %
       R
K = 100% - I
AP = 1 – log  DR
                        R
R = ()
W = V.I.t
DW = 1ï + V1
I = DW x 100 %
       W
K = 100% - I
AP = 1 – log  DW
                        W












BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1    Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum penentuan hambatan listrik dengan hukum ohm adalah sebagai berikut

4.1.1   Hambatan pada Rangkaian Seri (Percobaan A)
Percobaan
I
V
()
I
K
AP
1
0.035 A
12.5 V
(367
3.68 %
96.32 %
3
2
0.034 A
12.5 V
(367
3.68 %
96.32 %
3
3
0.035 A
12.6 V
(367
3.68 %
96.32 %
3
4
0.035 A
12.7 V
(367
3.68 %
96.32 %
3
5
0.033 A
12.9 V
(367
3.68 %
96.32 %
3

4.1.2  Hambatan pada Rangkaian Seri (Percobaan B)
Percobaan
I
V
()
I
K
AP
1
0.032 A
15 V
(444
3.91 %
96.09%
3
2
0.032 A
15 V
(444
3.91 %
96.09%
3
3
0.034 A
15 V
(444
3.91 %
96.09%
3
4
0.033 A
15 V
(444
3.91 %
96.09%
3
5
0.035 A
15 V
(444
3.91 %
96.09%
3

4.1.3  Hambatan pada Rangkaian Paralel (Percobaan C)
Percobaan
I
V
()
I
K
AP
1
0.09 A
70 V
(122
20.49%
79.51%
3
2
0.068 A
92 V
(122
20.49%
79.51%
3
3
0.068 A
92 V
(122
20.49%
79.51%
3
4
0.068 A
90 V
(122
20.49%
79.51%
3
5
0.067 A
89 V
(122
20.49%
79.51%
3




4.1.4  Hambatan pada Rangkaian Paralel (Percobaan D)
Percobaan
I
V
()
I
K
AP
1
0.067 A
92 V
(136
1.55%
98.45%
3
2
0.068 A
92 V
(136
1.55%
98.45%
3
3
0.068 A
90 V
(136
1.55%
98.45%
3
4
0.069 A
95 V
(136
1.55%
98.45%
3
5
0.068 A
92 V
(136
1.55%
98.45%
3

4.1.5  Panas Disipasi pada Hambatan Berangkaian Seri
Percobaaan
T
V
I
()
I
K
AP
1
180 s
15 V
0.03 A
(90
8.7%
91.3%
2
2
180 s
15 V
0.035 A
(90
8.7%
91.3%
2
3
180 s
15 V
0.035 A
(90
8.7%
91.3%
2

4.1.6   Panas Disipasi pada Hambatan Berangkaian Paralel
Percobaaan
T
V
I
()
I
K
AP
1
180 s
15 V
0.086
(232
2.3%
97.7%
3
2
180 s
15 V
0.084
(232
2.3%
97.7%
3
3
180 s
15 V
0.088
(232
2.3%
97.7%
3

4.2    Pembahasan
Hukum ohm adalah besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Suatu bahan dengan harga konduktivitas yang besar kan mengalirkan arus yang besar pula untuk suatu haraga kuat medan listrik E. Pada suhu tetap sebanding dengan beda potensial anatara kedua ujung-ujung konduktor.
Rangkaian listrik terdapat 2 macam rangkaian, yaitu rangkaian seri dan rangkaian parallel. Alat yang digunakan adalah berupa amperemeter dan voltmeter. Amperemeter berfungsi untuk mengukur arus yang mengalir. Voltmeter berfungsi untuk mengukur tegangan, sumber arus dan hambatan. Besar nilai hambatan berbeda-beda, bergantung pada besar arus dan nilai beda potensialnya, kuat arus yang berbeda menimbulkan perbedaan dari tegangan yang dihasilkan. Semakin besar arus listrik maka semakin besar pula tegangan (V) yang dihasilkan. Jadi, kuat arus (I) sangat berhubungan dengan tegangan (V). Selain itu, juga dapat disimpulkan semakin besar kuat arus dan tegangan yang dihasilkan maka hambatan yang dihasilkan semakin kecil dan energi listrik semakin besar. Nilai R dan W berbanding terbalik.
Pemakaian kuat arus yang berbeda pada rangkaian seri dan parallel menimbulkan perbedaan dari teganagan yang dihasilkan. Semakin besar kuat arus (I) maka tegangan (V) yangdihasilkan juga bertambah, rangkaian seri dan rangkaian parallel tidak berbanding terbalik atau sama, artinya pada rangkaian seri hubungan I dan V meningkat pada rangkaian parallel juga mengalami peningkatan.
Besar nilai dari ralat hambatan pada rangkaian seri maupun rangkaian parallel sangatlah berbeda, karena nilai dari besar kuat arus dan beda potensial jugalah berbeda, yang menyebabkan nilai ralat semakn besar dari rata-rata  hambatan,sehibgga hal ini membut nilai raltnya semakin besar.
Hasil percobaan nilai besar panas disipasi dalam setiap pengukuran dan pengamatan berbeda karena besar dari suatu panas disipasi dipengaruhi oleh adanya perbedaan waktu pada masing-masing rangkaian, karena semakin banyak atau besar waktu yang dikeluarkan maka semakin besar pula nilai panas disipasinya.










BAB 5. PENUTUP


5.1  Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dalam praktikum penentuan hambatan listrik dengan hukum ohm yaitu:
1.      Hukum ohm merupakan rapat arus sebanding dengan medan listrik E.
2.      Semakin besar arus listrik maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan.
3.      Hambatan yang dihasilkan semakin kecil dan energy kalor yang diubah dari energi listrik semakin besar apabila kuat arus dan tegangan besar.
4.      Panas disipasi bergantung pada waktunya, semakin besar waktu yang dikeluarkan maka semakin besar pula nilai panas isipasinya.

5.2  Saran
Praktikan hendaknya melakukan praktikum dengan lebih serius terutama dalam menghitung hambatannya dan lebih serius dalam menyusun rangkaian seri maupun parallel, agar arus dapat mengalir dengan cepat dan tepat sehingga data yang diperoleh lebih valid dan tidak mengalami penyimpangan.










DAFTAR PUSTAKA


Alonso,M.1979.Dasar-Dasar fisika Universitas.Jakarta:Erlangga.
Giancoli,DC.2001.Fisika edisi Kelima.Jakarta:Erlangga.
Lesmono,D.2012.Petunjuk Praktikum Fisika Dasar.Jember:Universitas Jember.
Priyambodo,T.2008.Fisika Dasar.Yogyakarta:ANDI Yogyakarta.
Rusdianto,E.1999.Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika.Yogyakarta: Kanisius.
Sutrisno.1983.Fisika Dasar Listrik Magnet dan Termofisika.Bandung:ITB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar